Sebuah blog dapat dijadikan media belajar interaktif, misalnya sebuah komunitas guru di
sebuah sekolahan rame-rame membuat blog yang isi atau konten sebuah
blog menyangkut mata pelajaran yang di entri masing-masing guru.
Kemudian ada siswa yang mengakses blog tersebut, Si siswa mengisi
comment di blog, sehingga terjadi komunikasi dalam sebuah blog tanpa
di batasi sebuah protokoler antara guru dan murid. Kemudian
Kekuatan blog dalam dunia pendidikan
-Isinya bisa luas menyangkut banyak hal pengajaran
-Bisa dijadikan ajang belajar menulis untuk menuangkan ide
-Bukti portofolio seorang guru terkait profesionalitasnya
-Relatif lebih hemat biaya
-Menembus ruang & waktu
-Bebas aturan alias suka-suka yg nulis (yg ada hanya etika atau aturan
tidak tertulis)
-Melepaskan kebiasaan formalitas untuk menghambur uang rakyat
-Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif
dan guru pun juga dapat mengecek tugas murid nya dengan cara membuat tugasnya di blog dan dengan begitu guru dapat melihat tugas murid dengan praktis dan dapat mengakses nilai murid tersebut dengan mudah. kemudian murid juga dapat merasakan manfaat dari blog jika ada tugas ia bisa melihat dari blog guru yang bersangkutan (jika guru tersebut memiliki blog)
0
comments
Posted by
desyoelan ,
Selasa, 27 April 2010
Selasa, April 27, 2010
JAKARTA seperti ABG yang sedang hobi bersolek diri. Jalan-jalan baru dan jembatan dibangun, begitu juga mal-mal dan gedung bertingkat dibuat di mana-mana. Sejumlah bangunan tua dan pusat-pusat interaksi sosial juga mengalami peremajaan. Gaya hidup masyarakat Jakarta semakin modern.
Salah satu sisi lama kota Jakarta yang kini semakin tergerus adalah bangunan-bangunan bioskop non jaringan 21 atau twenty one. Bioskop-bioskop yang kadang bau pesing dan dihuni banyak kecoak itu satu persatu dirubuhkan atau dialihfungsikan.
Nama seperti Rivoli, Bioskop Djaja di Jatinegara, bioskop Orion di Glodok, kini tinggal kenangan. Cempaka Theatre, bioskop yang pada tahun 90-an bertarif Rp1.500 tidak ada lagi, seiring dengan pembongkaran Pasar Cempaka Putih akhir 2009. Dan yang terakhir ‘ambruk’, adalah bioskop Benhil, di Jakarta Pusat.
Bioskop Benhil yang terletak di bagian belakang lantai 2 Pasar Benhil Jakarta Pusat itu tutup 1 April 2010. Seperti bioskop tua lain, kondisinya juga tidak terawat, atapnya yang terbuat dari triplek banyak yang terlihat rapuh dan jebol.
Meski sudah tutup, poster-poser film seperti Pocong Setan Jompo, Kuntilanak, Shoot Em Up dan beberapa film nasional masih bertengger di luar bioskop.
Menurut salah satu pengurus manajemen Pasar Benhil, Winda, kapasitas tempat duduk di gedung ini sekitar delapan ratusan. Saat masih dibuka, penonton hanya dipungut Rp3 ribu rupiah untuk satu karcis. Sayangnya, karena sudah sepi pengunjung, ditambah ongkos operasional yang mahal, maka pemiliknya pun memutuskan untuk menutup bioskop tersebut.
Begitu juga yang terjadi pada Bioskop Nusantara di bilangan Kebon Pala Kampung Melayu Jakarta Timur. Menurut Marjono, penjaga bioskop, Nusantara ditutup bulan Februari 2006. Konon, pengelola bioskop tidak lagi mau memperpanjang sewa gedung karena memang bioskop yang didirikan sekitar tahun 1970 an ini sudah tidak lagi menguntungkan.
Gedung eks bioskop yang memiliki empat teater seluas 20x10 ini pun dibiarkan kosong. Lahan parkirnya yang cukup luas kerap dijadikan tempat bermain futsal oleh warga, lahan parkir dan tempat menyimpan gerobak pedagang kaki lima. Saat musim banjir tiba, lahan parkir beralih fungsi menjadi tempat pengungsian.
Nasib bioskop Rivoli lebih parah. Bioskop ini sudah rata dengan tanah. Padahal 30 tahun lampau, siapa warga Jakarta yang tak tahu Rivoli. Saat masa jayanya bioskop yang memutar film-film Bollywood India, ini selalu penuh antrean penonton.
“Dulu ramai, orang pada nonton film India. Orang daerah yang datang ke Jakarta tahunya Rivoli. Waktu saya kecil, yang nonton antre,” kata Muhamad Muslim alias Cicip (40) warga Kramat Pulo, yang berdagang nasi Padang di lahan bekas Rivoli.
Kejayaan Rivoli tinggal kenangan, sejumlah sumber menyebut bioskop yang muncul di tahun 1960-an ini tutup tahun 2002. Cicip mengaku pernah mendengar bahwa lahan gedung Rivoli dijual Rp14 miliar.Entah benar atau tidak, yang pasti sekarang yang ada hanya lahan kosong yang dijadikan tempat usaha sementara sejumlah pedagang makanan. Ketenaran Rivoli pun lama-kelamaan akan terlupakan sama seperti puluhan bioskop lainnya yang bernasib serupa. Lengkingan genit Karishma Kapoor sudah tidak lagi terdengar.
SUMBER dari sini
Salah satu sisi lama kota Jakarta yang kini semakin tergerus adalah bangunan-bangunan bioskop non jaringan 21 atau twenty one. Bioskop-bioskop yang kadang bau pesing dan dihuni banyak kecoak itu satu persatu dirubuhkan atau dialihfungsikan.
Nama seperti Rivoli, Bioskop Djaja di Jatinegara, bioskop Orion di Glodok, kini tinggal kenangan. Cempaka Theatre, bioskop yang pada tahun 90-an bertarif Rp1.500 tidak ada lagi, seiring dengan pembongkaran Pasar Cempaka Putih akhir 2009. Dan yang terakhir ‘ambruk’, adalah bioskop Benhil, di Jakarta Pusat.
Bioskop Benhil yang terletak di bagian belakang lantai 2 Pasar Benhil Jakarta Pusat itu tutup 1 April 2010. Seperti bioskop tua lain, kondisinya juga tidak terawat, atapnya yang terbuat dari triplek banyak yang terlihat rapuh dan jebol.
Meski sudah tutup, poster-poser film seperti Pocong Setan Jompo, Kuntilanak, Shoot Em Up dan beberapa film nasional masih bertengger di luar bioskop.
Menurut salah satu pengurus manajemen Pasar Benhil, Winda, kapasitas tempat duduk di gedung ini sekitar delapan ratusan. Saat masih dibuka, penonton hanya dipungut Rp3 ribu rupiah untuk satu karcis. Sayangnya, karena sudah sepi pengunjung, ditambah ongkos operasional yang mahal, maka pemiliknya pun memutuskan untuk menutup bioskop tersebut.
Begitu juga yang terjadi pada Bioskop Nusantara di bilangan Kebon Pala Kampung Melayu Jakarta Timur. Menurut Marjono, penjaga bioskop, Nusantara ditutup bulan Februari 2006. Konon, pengelola bioskop tidak lagi mau memperpanjang sewa gedung karena memang bioskop yang didirikan sekitar tahun 1970 an ini sudah tidak lagi menguntungkan.
Gedung eks bioskop yang memiliki empat teater seluas 20x10 ini pun dibiarkan kosong. Lahan parkirnya yang cukup luas kerap dijadikan tempat bermain futsal oleh warga, lahan parkir dan tempat menyimpan gerobak pedagang kaki lima. Saat musim banjir tiba, lahan parkir beralih fungsi menjadi tempat pengungsian.
Nasib bioskop Rivoli lebih parah. Bioskop ini sudah rata dengan tanah. Padahal 30 tahun lampau, siapa warga Jakarta yang tak tahu Rivoli. Saat masa jayanya bioskop yang memutar film-film Bollywood India, ini selalu penuh antrean penonton.
“Dulu ramai, orang pada nonton film India. Orang daerah yang datang ke Jakarta tahunya Rivoli. Waktu saya kecil, yang nonton antre,” kata Muhamad Muslim alias Cicip (40) warga Kramat Pulo, yang berdagang nasi Padang di lahan bekas Rivoli.
Kejayaan Rivoli tinggal kenangan, sejumlah sumber menyebut bioskop yang muncul di tahun 1960-an ini tutup tahun 2002. Cicip mengaku pernah mendengar bahwa lahan gedung Rivoli dijual Rp14 miliar.Entah benar atau tidak, yang pasti sekarang yang ada hanya lahan kosong yang dijadikan tempat usaha sementara sejumlah pedagang makanan. Ketenaran Rivoli pun lama-kelamaan akan terlupakan sama seperti puluhan bioskop lainnya yang bernasib serupa. Lengkingan genit Karishma Kapoor sudah tidak lagi terdengar.
Posted by
desyoelan ,
Rabu, 21 April 2010
Rabu, April 21, 2010
Pejuang Kemajuan Wanita
Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.
Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya.
Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu.
Pada saat itu, Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya.
Dia hanya sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat-istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah.
Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul dengan orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai kemajuan wanita seperti karya-karya Multatuli "Max Havelaar" dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama wanita Eropa.
Dia merasakan sendiri bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja padahal dirinya adalah anak seorang Bupati. Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak pernah disekolahkan sama sekali.
Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma.
Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.
Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.
Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya tersebut, tentang adanya persamaan hak kaum wanita dan pria.
Setelah meninggalnya Kartini, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari.
Apa yang sudah dilakukan RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan lebih besar dan lebih banyak lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah memberikan usia yang panjang kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia meninggal dunia di usia muda, usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya.
Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya.
Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional.
Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.
Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Posted by
desyoelan ,
Kamis, 01 April 2010
Kamis, April 01, 2010
Jakarta menjadi kota termahal kedua di ASEAN bagi ekspatriat setelah Singapura dalam Survei Biaya Hidup Seluruh Dunia 2008 yang dilakukan Mercer, perusahaan konsultan global untuk masalah sumber daya manusia dan jasa keuangan.
Kendati demikian,secara global peringkat Jakarta turun dari posisi ke-55 pada 2007 menjadi ke-82 tahun ini. "Kota-kota lain di ASEAN memiliki peringkat di bawah Singapura dan Jakarta," ujar Pemimpin Bisnis untuk Solusi Produk Informasi Mercer Indonesia Mutiarawaty Thaher, di Jakarta.
Survei Mercer dilakukan terhadap 143 kota di enam benua dan membandingkan 200 jenis biaya di tiap lokasi, termasuk perumahan, transportasi, makanan, pakaian, keperluan rumah tangga,dan hiburan.
Mercer menganggap itu merupakan survei biaya hidup terlengkap di dunia dan digunakan untuk membantu perusahaan multinasional dan pemerintah menentukan biaya hidup bagi karyawan ekspatriat mereka.
Berdasar survei tersebut, biaya hidup di Jakarta masih lebih tinggi dibanding Ho Chi Minh City yang menempati peringkat 100, Bangkok 105, Kuala Lumpur 106, dan Manila 110. Menurut Mutiarawaty, mahalnya biaya hidup dapat berdampak pada tingkat daya saing Jakarta sebagai lokasi investasi.
"Jakarta mengalami kenaikan harga kebutuhan pokok, pendidikan, dan biaya lain dalam setahun terakhir. Akibatnya, indeks biaya hidup kota ini meningkat," ungkapnya.
Survei itu juga menunjukkan bahwa Moskow menjadi kota termahal di dunia bagi ekspatriat dalam tiga tahun terakhir. Tokyo berada di posisi kedua, naik dua peringkat dibanding tahun lalu.
London turun satu peringkat di posisi ketiga, Oslo naik enam peringkat di posisi keempat dan diikuti Seoul pada posisi kelima.Asuncion di Paraguay menjadi kota termurah dalam enam tahun terakhir.
"Dalam survei itu Moskow mendapatkan 142,4 poin dalam indeks biaya hidup, sedangkan New York memperoleh 100 poin dan Asuncion hanya 52,5 poin. Dari poin tersebut tampak bahwa kesenjangan antara kota termahal dan termurah di dunia semakin lebar, sekitar tiga kali lipat," ungkap hasil survei yang dirilis kemarin. Pada 2007, Moskow mendapatkan 134,4 poin dan pada 2006 mendapatkan 123,9 poin.
Posisi Moskow sebagai tempat paling mahal bagi ekspatriat semakin menguat akibat apresiasi mata uang lokal terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan terus meningkatnya harga kebutuhan di sana. Yvonne Traber, manajer riset di Mercer, menuturkan, kondisi pasar saat ini mengakibatkan melemahnya nilai mata uang dolar AS, penguatan euro dan mata uang lainnya.
"Ini menyebabkan perubahan penting dalam peringkat kota-kota di dunia tahun ini," katanya.
"Meskipun beberapa kota-kota di Eropa Barat dan Asia tetap berada dalam peringkat 20 teratas, peringkat kota-kota di Eropa Timur, Brazil, dan India meningkat dalam daftar tersebut," tambah Traber. Sejumlah kota seperti Stockholm dan New York kini tampak lebih murah jika dibandingkan kota-kota lain.
"Riset kami menunjukkan tren global naiknya harga pangan dan bahan bakar minyak (BBM), meskipun kenaikan itu tidak konsisten terjadi di semua lokasi," ujar Traber. Sebaliknya, lanjut Traber, harga sejumlah komoditas seperti barang elektronik justru turun. Traber menganggap itu karena impor barang-barang murah dari negara berkembang seperti China dan semakin canggihnya peralatan-peralatan elektronik itu.
"Dalam sejumlah kasus, kenaikan biaya hidup dapat juga dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Perusahaan mungkin memiliki prioritas melakukan ekspansi dalam situasi ekonomi semacam itu," kata Traber yang memperingatkan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan tekanan inflasi yang mengakibatkan kompetisi dalam biaya perumahan, membeli barang, dan jasa lainnya.
Sebagai contoh, Latvia memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 10,2 persen pada 2007, di atas tingkat pertumbuhan rata-rata global 5,2 persen. Dalam survei terbaru, ibu kota Latvia, Riga, naik ke peringkat 46 dari peringkat 72 tahun lalu. Kota-kota di India juga mengalami naiknya harga kebutuhan hidup. New Delhi naik ke peringkat 55 dari peringkat 68 tahun lalu. India memiliki pertumbuhan ekonomi 9,2 persen pada 2007.
Ibu kota Kolombia, Bogota, naik ke peringkat 87 dari peringkat 112 tahun lalu.Menurut Mercer, hal itu mencerminkan pertumbuhan ekonomi Kolombia sebesar 7 persen. Tokyo merupakan kota termahal di Asia.Tokyo,yang merupakan kota termahal kedua dunia,mengumpulkan 127 poin dalam indeks biaya hidup. Seoul berada di peringkat 5 dengan 117,7 poin, dan Hong Kong di peringkat 6 dengan skor 117,6 poin.
Singapura bertengger di peringkat 13 dengan skor 109,1 poin. Karachi berada di peringkat 141 dengan skor 54,7 dan menjadi kota termurah di Asia. Sydney menjadi kota termahal di Australia dan naik enam peringkat di posisi 15 dengan skor 104,1 poin. Melbourne berada di peringkat 36 dengan skor 94,2 poin,naik 28 peringkat. Perth naik 31 peringkat di nomor 53 dengan skor 88,5 poin.
Peringkat kota-kota di Australia dan Selandia Baru naik karena apresiasi mata uang lokal mereka terhadap dolar AS.Selandia Baru masih cukup murah bagi ekspatriat, dengan Auckland di posisi 78 dan Wellington di posisi 93 dengan skor 77,6 poin. Untuk kawasan Amerika Utara, hanya satu kota yang berada dalam daftar 50 kota termahal di dunia tahun ini, yakni New York City di peringkat 22.New York turun tujuh tingkat dari tahun lalu.
"Los Angeles turun dari peringkat 42 ke peringkat 55, dan Miami dari 51 ke posisi 75.Washington DC turun dari peringkat 85 ke posisi 107," ungkap hasil laporan Mercer. Penurunan peringkat kota-kota di seluruh AS itu karena melemahnya nilai mata uang dolar AS terhadap mata uang utama di dunia. Dolar turun drastis dalam beberapa tahun terakhir dan berakibat pada menurunnya biaya hidup di 19 kota AS.
Sumber : ini
Posted by
desyoelan ,
Kamis, April 01, 2010
Dua orang pemuda tanggung berjalan melewati pemakaman. Salah satu makam tampak kurang terawat, rumput liar tumbuh di atasnya. Sampah pun tampak mengotori kuburan itu.
"Kasihan", ujar salah seorang pemuda itu, "Keluarga orang yang dikubur di sana tentu tak pernah berziarah ke sini".
"Kuburan yang mana ?"tanya temannya.
"Itu", sahut pemuda itu seraya menggerakkan tangan hendak menunjuk.
"He jangan", cegah temannya seraya menipis tangan pemuda itu.
"Kenapa?" pemuda itu terheran-heran.
"Kalau kau ingin menunjuk kuburan, lebih baik gunakanlah saja lidahmu", tutur temannya, "Jangan sekali-kali kau gunakan tangan".
"Memangnya kenapa kalau menggunakan tangan?"
"Kau tahu", teman pemuda itu menjelaskan, "Kata kakekku, dahulu di udik, pemah seorang anak menunjuk dengan jari telunjuk pada kuburan. Akibatnya, jari anak itu buntung".
Sumber : ini
Langganan:
Postingan (Atom)