Jakarta kota termahal kedua se-ASEAN



Jakarta menjadi kota termahal kedua di ASEAN bagi ekspatriat setelah Singapura dalam Survei Biaya Hidup Seluruh Dunia 2008 yang dilakukan Mercer, perusahaan konsultan global untuk masalah sumber daya manusia dan jasa keuangan.

Kendati demikian,secara global peringkat Jakarta turun dari posisi ke-55 pada 2007 menjadi ke-82 tahun ini. "Kota-kota lain di ASEAN memiliki peringkat di bawah Singapura dan Jakarta," ujar Pemimpin Bisnis untuk Solusi Produk Informasi Mercer Indonesia Mutiarawaty Thaher, di Jakarta.

Survei Mercer dilakukan terhadap 143 kota di enam benua dan membandingkan 200 jenis biaya di tiap lokasi, termasuk perumahan, transportasi, makanan, pakaian, keperluan rumah tangga,dan hiburan.

Mercer menganggap itu merupakan survei biaya hidup terlengkap di dunia dan digunakan untuk membantu perusahaan multinasional dan pemerintah menentukan biaya hidup bagi karyawan ekspatriat mereka.

Berdasar survei tersebut, biaya hidup di Jakarta masih lebih tinggi dibanding Ho Chi Minh City yang menempati peringkat 100, Bangkok 105, Kuala Lumpur 106, dan Manila 110. Menurut Mutiarawaty, mahalnya biaya hidup dapat berdampak pada tingkat daya saing Jakarta sebagai lokasi investasi.

"Jakarta mengalami kenaikan harga kebutuhan pokok, pendidikan, dan biaya lain dalam setahun terakhir. Akibatnya, indeks biaya hidup kota ini meningkat," ungkapnya.

Survei itu juga menunjukkan bahwa Moskow menjadi kota termahal di dunia bagi ekspatriat dalam tiga tahun terakhir. Tokyo berada di posisi kedua, naik dua peringkat dibanding tahun lalu.

London turun satu peringkat di posisi ketiga, Oslo naik enam peringkat di posisi keempat dan diikuti Seoul pada posisi kelima.Asuncion di Paraguay menjadi kota termurah dalam enam tahun terakhir.

"Dalam survei itu Moskow mendapatkan 142,4 poin dalam indeks biaya hidup, sedangkan New York memperoleh 100 poin dan Asuncion hanya 52,5 poin. Dari poin tersebut tampak bahwa kesenjangan antara kota termahal dan termurah di dunia semakin lebar, sekitar tiga kali lipat," ungkap hasil survei yang dirilis kemarin. Pada 2007, Moskow mendapatkan 134,4 poin dan pada 2006 mendapatkan 123,9 poin.

Posisi Moskow sebagai tempat paling mahal bagi ekspatriat semakin menguat akibat apresiasi mata uang lokal terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan terus meningkatnya harga kebutuhan di sana. Yvonne Traber, manajer riset di Mercer, menuturkan, kondisi pasar saat ini mengakibatkan melemahnya nilai mata uang dolar AS, penguatan euro dan mata uang lainnya.

"Ini menyebabkan perubahan penting dalam peringkat kota-kota di dunia tahun ini," katanya.

"Meskipun beberapa kota-kota di Eropa Barat dan Asia tetap berada dalam peringkat 20 teratas, peringkat kota-kota di Eropa Timur, Brazil, dan India meningkat dalam daftar tersebut," tambah Traber. Sejumlah kota seperti Stockholm dan New York kini tampak lebih murah jika dibandingkan kota-kota lain.

"Riset kami menunjukkan tren global naiknya harga pangan dan bahan bakar minyak (BBM), meskipun kenaikan itu tidak konsisten terjadi di semua lokasi," ujar Traber. Sebaliknya, lanjut Traber, harga sejumlah komoditas seperti barang elektronik justru turun. Traber menganggap itu karena impor barang-barang murah dari negara berkembang seperti China dan semakin canggihnya peralatan-peralatan elektronik itu.

"Dalam sejumlah kasus, kenaikan biaya hidup dapat juga dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Perusahaan mungkin memiliki prioritas melakukan ekspansi dalam situasi ekonomi semacam itu," kata Traber yang memperingatkan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan tekanan inflasi yang mengakibatkan kompetisi dalam biaya perumahan, membeli barang, dan jasa lainnya.

Sebagai contoh, Latvia memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 10,2 persen pada 2007, di atas tingkat pertumbuhan rata-rata global 5,2 persen. Dalam survei terbaru, ibu kota Latvia, Riga, naik ke peringkat 46 dari peringkat 72 tahun lalu. Kota-kota di India juga mengalami naiknya harga kebutuhan hidup. New Delhi naik ke peringkat 55 dari peringkat 68 tahun lalu. India memiliki pertumbuhan ekonomi 9,2 persen pada 2007.

Ibu kota Kolombia, Bogota, naik ke peringkat 87 dari peringkat 112 tahun lalu.Menurut Mercer, hal itu mencerminkan pertumbuhan ekonomi Kolombia sebesar 7 persen. Tokyo merupakan kota termahal di Asia.Tokyo,yang merupakan kota termahal kedua dunia,mengumpulkan 127 poin dalam indeks biaya hidup. Seoul berada di peringkat 5 dengan 117,7 poin, dan Hong Kong di peringkat 6 dengan skor 117,6 poin.

Singapura bertengger di peringkat 13 dengan skor 109,1 poin. Karachi berada di peringkat 141 dengan skor 54,7 dan menjadi kota termurah di Asia. Sydney menjadi kota termahal di Australia dan naik enam peringkat di posisi 15 dengan skor 104,1 poin. Melbourne berada di peringkat 36 dengan skor 94,2 poin,naik 28 peringkat. Perth naik 31 peringkat di nomor 53 dengan skor 88,5 poin.

Peringkat kota-kota di Australia dan Selandia Baru naik karena apresiasi mata uang lokal mereka terhadap dolar AS.Selandia Baru masih cukup murah bagi ekspatriat, dengan Auckland di posisi 78 dan Wellington di posisi 93 dengan skor 77,6 poin. Untuk kawasan Amerika Utara, hanya satu kota yang berada dalam daftar 50 kota termahal di dunia tahun ini, yakni New York City di peringkat 22.New York turun tujuh tingkat dari tahun lalu.

"Los Angeles turun dari peringkat 42 ke peringkat 55, dan Miami dari 51 ke posisi 75.Washington DC turun dari peringkat 85 ke posisi 107," ungkap hasil laporan Mercer. Penurunan peringkat kota-kota di seluruh AS itu karena melemahnya nilai mata uang dolar AS terhadap mata uang utama di dunia. Dolar turun drastis dalam beberapa tahun terakhir dan berakibat pada menurunnya biaya hidup di 19 kota AS.


Sumber : ini



0 Response to "Jakarta kota termahal kedua se-ASEAN"

Posting Komentar